Shori
Originally written in English. Translated by Hudzaifah Al Hafidh.
Aku selalu ingin memiliki sahabat pena tetapi Aku tidak pernah benar-benar tahu bagaimana memulai perjalanan ini. Ketika Aku melihat ‘Slowly’ dalam aplikasi yang disarankan, Aku langsung mengunduhnya. Itu pada bulan Desember 2018, Aku membuat akun namun diriku terlalu malu dan khawatir ingin menulis kepada siapa pun terlebih dahulu. Jadi Aku menunggu … Aku menerima beberapa surat, bertukar pikiran dan perasaanku dengan beberapa orang, tetapi tidak ada yang terasa seperti penpalship nyata yang ku cari. Dan suatu hari Aku mendapat surat dari-nya, Renz0, hanya sapaan santai, menanyakan tentang hobi dan kesamaan hal yang kami miliki. Pada saat itu hanyalah sebuah surat seperti yang lainnya, tapi Aku menjawabnya karena merasa kita benar-benar memiliki minat dan passion yang sama.
Setelah beberapa waktu dan banyak surat-menyurat, kami mulai berbicara tentang kehidupan kami, rencana kami untuk kedepannya, perasaan dan ketakutan yang sebenarnya. Aku, 23 tahun. Orang Polandia, menjalani hidupku yang membosankan dan belajar di Polandia dan Dia, 25 tahun. Orang Italia yang tinggal dan bekerja di Yunani. Aku sangat terkejut betapa dia memahami semua emosiku dan bagaimana aku bisa mangacu pada setiap kata yang dia katakan tentang dirinya. Aku mengalami masa kelam pada waktu itu dan sepertinya dia dulu juga mengalami hal yang sama. Aku menyadari, kata- katanya sebagai pemandu ku ketika diriku membutuhkan seseorang untuk menggengam tanganku dan membimbingku.
Kami menulis satu sama lain setiap hari, dengan jeda waktu 5 jam. Sering kali Aku melakukan berbagai cara agar tidak tertidur hanya untuk menunggu surat. Kami berbicara tentang kehidupan kita sehari- hari, berbagi banyak momen bahagia, lucu, konyol, sedih dan damai. Kami perlahan mulai membangun hubungan antara dunia kami. Kami semakin saling memperhatikan satu sama lain dan persahabatan jarak jauh ini mulai berkembang menjadi hal yang bisa dibilang tentang belahan jiwa.
Suatu hari dia bertanya kepada ku apakah Aku ingin melakukan panggilan suara. Kami sudah bertukar beberapa foto tetapi panggilan suara agak selangkah lebih maju. Aku takut tetapi pada saat yang sama senang! Aku setuju dan hari berikutnya kami menelepon. Awalnnya sulit bagi ku, Aku merasa sangat resah tentang kemampuan berbahasa Inggrisku, tetapi Aku terbuka dalam beberapa waktu. Dua bulan dalam penpalship, kami mulai mengobrol setiap hari di platform lain, dari hanya sekedar telfonan berubah menjadi obrolan video dan kami berdua merasa seperti kami menemukan seseorang yang istimewa.
Aku mulai merasa bahwa dia menjadi lebih dari sekadar teman bagiku. Dan akhirnya aku menjalin hubungan jangka panjang, dia tampaknya juga lajang , jadi ketika dia bertanya apakah Aku ingin mengunjunginya di Yunani, Aku benar-benar ingin mencobanya. Kami terus mengatakan pada diri sendiri untuk tidak menaruh harapan dan pada saat yang sama, kami berdua merasakan perlunya untuk bertemu satu sama lain. Aku merasa perlu mencari tahu apakah dia adalah belahan jiwa Aku.
Pada bulan Maret 2019, kami berjumpa untuk kali pertama.
Rasa cemasku menjerit di kepala, ‘Lari! Kamu tidak cukup! ‘. Aku belum pernah sebimbang ini seumur hidupku. Semuanya menjadi sunyi ketika kami melihat satu sama lain. Sangat jelas bahwa ada lebih dari sekadar persahabatan di antara kami. Kami menghabiskan beberapa hari berjalan di sekitar kota, melihat-lihat, berbaring di pantai, berbicara sepanjang malam dan hanya menikmati waktu bersama. Hari terakhir kunjunganku, kami berbicara serius. ‘Sekarang apa? Haruskah kita kembali ke kehidupan kita? Haruskah kita menyelesaikan semuanya entah bagaimana caranya? ‘ Ada banyak pertanyaan di kepalaku dengan sedikit sekali jawaban. Kami berdua takut tetapi pada saat yang sama, kami benar- benar merasa ada hal yang istimewa di antara kami. Saat itulah hubungan jarak jauh kami dimulai.
Sejak itu kami saling bertemu berkali-kali dan hubungan kami semakin kuat setiap hari. Kami resmi pacaran selama 3 bulan sekarang. Mungkin kami masih belum tahu segalanya tentang satu sama lain, tetapi kami sedang mengusahakannya. Jarak, bahasa, dan bahkan kegelisahanku – Aku merasa bisa mengalahkan semuanya ketika dia berada di sisiku. Dan kemudian semunya menjadi lebih mudah karena hubungan kami ini tidak lagi dalam jarak jauh. Pada akhir Juli, kami mulai tinggal bersama di Yunani dan Aku berharap masa depan yang jauh lebih baik bagi kami.
Jika seseorang mengatakan kepadaku satu tahun yang lalu jodohku adalah anak lelaki Italia yang akan ku temui lewat ‘Slowly’, dan kami saling bertukar surat, kemudian bertemu dan jatuh cinta, Aku tidak akan pernah percaya. Dan di sinilah aku, jatuh cinta dengan lelaki ini, yang mencoba auto-finder. Dan itu semua terjadi berkat ‘Slowly’ dan algorithm auto-match kalian. Untuk semua orang yang bekerja di belakang Slowly app- Kalian, melakukan pekerjaan sungguh luar biasa! Aplikasi ini memberikan kemungkinan untuk bertemu orang-orang hebat dengan pikiran dan rasa yang sama. Pasti ada ratusan teman dan pasangan yang saling bertemu berkat kalian. Dan seperti yang kalian lihat – algoritma auto- match bekerja dengan sangat baik!
Slowly, terima kasih.
-Shori
PS. Aku lampirkan foto kami yang terakhir kali diambil waktu kami bertemu satu sama lain – Aku berharap itu akan menunjukkan kepada banyak pasangan lain di luar sana bahwa mereka dapat melakukan yang tidak mungkin.